KRONOLOGI WAKTU
Kemarin,
syair-syair indah pada deretan ranting
ngilu, yang memikul nista pancarkan derita. Jelaganya pun itulah yang menari
memecahkannya.
Hari ini,
syair-syair itu mulai bertelur, kini
tergurat sesungging harap yang mungkin mengakar di sebait rasa yang mulai
terjaga.
Besok,
cerita baru mulai tayang, di
tabir-tabir emas yang meluapkan segala rasa yang menuai cinta. Ah, kini
hasilkah? yuhu... aku rasa.
(September, 2016)


0 komentar:
Posting Komentar